Sebuah jalan

“Ragukan semuanya. Temukan Cahaya anda sendiri.
Jalan bukanlah dilangit bukan pula ditempat lainnya.

Jalan adalah di hati.
Rahasia spiritualitas sebenarnya adalah

untuk menghapus semua ide, semua konsep,

agar Kebenaran memiliki kesempatan untuk menembus,

untuk mengungkapkan Dirinya sendiri.
Semua ajaran adalah referensi belaka.
Pengalaman sejati adalah hidup anda sendiri.
Kata-kata suci yang paling suci pun hanyalah kata-kata.
Pengalaman langsung adalah apa yang diinginkan oleh jiwamu”.

Pengecut & Pemberani




Pada awalnya tidak ada perbedaan besar antara si pengecut dengan si pemberani. Kedua-duanya memiliki rasa takut. Bedanya adalah si pengecut mendengarkan rasa takutnya dan mengikutinya. Si Pemberani mengenyampingkan rasa takutnya dan tetap melangkah maju. Rasa takut tetap ada disitu, ia mengetahui ada rasa takut, tetapi si pemberani melangkah menuju ketidak pastian (sesuatu yang tidak diketahui) daripada mengikuti rasa takutnya. Keberanian bukan berarti tanpa rasa takut, tetapi melangkah maju menuju ketidak pastian ketimbang mengikuti rasa takut.
In the beginning there is no big difference between the coward and the courageous person. Both have fear. The difference is, the coward listens to his fears and follows them. The courageous person puts them aside and goes ahead. The fears are there, he knows them, but the courageous person goes into the unknown in spite of all the fears. Courage does not mean fearlessness, but going into the unknown in spite of all the fears.
Ketika engkau pergi ke lautan yang belum terpetakan, seperti yang dilakukan Kolombus, ada rasa takut disitu, rasa takut yang sangat besar, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dan engkau meninggalkan pantai yang aman dan nyaman. Tentu saja engkau akan baik-baik saja, tetapi ada satu hal yang hilang, PATUALANGAN. Pergi ketempat (keadaan) yang tidak engkau ketahui akan memberikanmu sensasi. Jantungmu akan berdebar, dan engkau akan hidup kembali, benar-benar hidup. Setiap bagian dari jiwamu hidup kembali karena engkau menerima tantangan dari yang tidak pernah diketahui (the unknown)
When you go into the uncharted sea, like Columbus did, there is fear, immense fear, because one never knows what is going to happen and you are leaving the shore of safety. You were perfectly okay, in a way; only one thing was missing - adventure. Going into the unknown gives you a thrill. The heart starts pulsating; again you are alive, fully alive. Every fiber of your being is alive because you have accepted the challenge of the unknown.
Menerima tantangan dari sesuatu yang tidak diketahui kepastiannya adalah keberanian. Rasa takut ada disitu, tetapi jika engkau menerima tantangan itu lagi dan lagi, perlahan-lahan rasa takut itu akan sirna. Kenikmatan yang diberikan oleh ketidak pastian, oleh sesuatu yang tidak dapat diketahui (the unknown) membuatmu lebih kuat, memberimu suatu integritas tertentu, membuat kecerdasanmu tajam. Engkau akan mulai merasa bahwa kehidupan bukan hanya kebosanan. Hidup adalah sebuah petualangan. Perlahan-lahan rasa takut lenyap dan engkau akan mencari petualangan-petualangan baru.
To accept the challenge of the unknown is courage. The fears are there, but if you go on accepting the challenge again and again, slowly, slowly those fears disappear. The joy that the unknown brings, the great ecstasy that starts happening with the unknown, makes you strong enough, gives you a certain integrity, makes your intelligence sharp. You start feeling that life is not just a boredom. Life is an adventure. Slowly, slowly fears disappear and you go on seeking and searching for new adventures.
Keberanian adalah mempertaruhkan apa yang diketahui untuk apa yang tidak diketahui, yang familiar untuk yang tidak familiar, yang nyaman untuk perjalanan yang sulit dan tidak nyaman menuju tujuan yang tidak diketahui. Kita tidak pernah tahu apakah kita dapat melewatinya atau tidak. Ini adalah sebuah taruhan, tetapi hanya mereka yang berani bertaruh dapat mengatahui apa itu hidup.
Courage is risking the known for the unknown, the familiar for the unfamiliar, the comfortable for the uncomfortable arduous pilgrimage to some unknown destination. One never knows whether one will be able to make it or not. It is a gambling, but only the gamblers know what life is.
~OSHO~
[Come, Come, Yet Again Come, Talk #4]

Sekuntum Bunga



Ketika setangkai bunga mekar di hutan ia tidak khawatir apakah akan ada seseorang yang lewat untuk mengetahui harum yang ia sebarkan. Ia hanya menyebarkan keharumannya. Jika keharumannya menyentuh hidung seseorang, bagus. Jika tidak, memangnya kenapa? Sang bunga sudah mekar, ia telah mempersembahkan dirinya kepada alam semesta. Sekarang terserah alam semesta mau melakukan apa dengan keharuman itu.

When a flower opens in the jungle it is not worried whether anybody will be passing by, ’to know the beautiful fragrance that I am releasing’, it simply releases the fragrance. If it reaches to some nostrils, good; if it does not reach, so what? The flower has blossomed, it has offered itself to the universe. Now it is up to the universe to do whatsoever it wants to do with it.

Tidak ada yang pernah hilang dan tidak ada yang pernah disia-siakan dan tidak ada yang pernah ditolak.

Nothing ever is lost and nothing is ever diverted and nothing is ever rejected.

Tetapi orang-orang seringkali merasa ditolak karena bahkan sebelum mereka memberikan sesuatu sudah ada pengharapan, pamrih. Jika harapan-harapan mereka tidak terpenuhi, mereka merasa di tolak. Kenyataannya harapan-harapanlah, pamrihlah yang menimbulkan masalah, bukan cinta.

But people feel rejected many times because even before they have given something there is expectation; if their expectation is not fulfilled then they feel rejected. It is the expectation that is creating the trouble, not love.

Berikan cinta tanpa pengharapan, tanpa pamrih. Berikan cinta hanya untuk kebahagian memberi. Nikmatilah memberi.

Give love without any strings attached to it. Give love for the sheer joy of giving. Enjoy giving it.

Diambil dari: Zen: Zest, Zip, Zap and Zing
Chapter 12. Life: Let It Have It’s Dance

Meninggalkan Konsep dan Imajinasi



"Tuhan datang kepadamu melalui berjuta-juta cara. Tapi engkau memiliki konsep dan imajinasimu sendiri tentang Tuhan, dan Tuhan tidak memiliki kewajiban harus datang padamu sesuai dengan kosep dan imajinasimu itu. Ia terus menerus datang padamu sesuai dengan cara-Nya sendiri dan engkau terus menunggu menurut kepecayaanmu (konsep dan imajinasimu). Oleh karenanya, engkau selalu melewatkan-Nya" ~ OSHO

"God comes to you in millions of ways. But you have a certain idea of God, and God has no obligation to fulfill your idea. He goes on coming in His own ways and you go on waiting according to your belief. Hence, you go on missing."~ OSHO

Dari: The Wisdom of the Sand. (Ceramah mengenai ajaran Sufi). Vol 2. Chapter 6; Jesus Christ, I Missed!

Cinta dan Sex (Osho)


Cinta bukanlah benar-benar urusan utama bagi anak muda, ketertarikan anak muda adalah sex. Ketika seorang anak muda mengatakan “Saya mencintaimu” kepada seorang gadis, ia hanya berencana bagaimana mengajaknya ketempat tidur. Semua ini omong kosong, ia tahu, tapi ini harus dilakukan, ini adalah bagian dari permainan. Jika engkau meminta seorang gadis dengan tiba-tiba “Bagaimana dengan Sex?”, perempuan itu mungkin akan berteriak atau memanggil polisi; ajakan sex sangat tidak diharapkan. Engkau harus merayunya. Dan si perempuan juga akan berfikir jika engkau merayu terlalu lama, ia menjadi bosan. Jika engkau terus-terusan mengatakan “aku mencintaimu, aku mencintaimu” dan tidak ada tanda-tanda untuk mengajaknya ketempat tidur, dia akan bosan. Pengantarnya tidak boleh terlalu panjang. Pengantar itu seharusnya tidak seperti bukunya George Bernard Shaw, dimana inti bukunya hanya terdiri dari seratus halaman tetapi kata pengantarnya dua ratus halaman. Siapa yang mau dengan buku itu? Sebuah pengantar adalah sebuah pengantar dan harus mempermudah (tidak terlalu panjang).

Love is really secondary for a young man; his whole interest is sex. When a young man is telling a girl, ”I love you”, he’s just planning how to hop into the bed. All this is nonsense, he knows, but it has to be done, it is part of the game. If you ask a woman suddenly, ”How about it?” she may scream or call the police; it is so unexpected. You have to persuade. And she is also thinking – if you go on persuading long enough, she becomes bored. If you go on saying, ”I love you, I love you,” and there is no sign of hopping into the bed, she becomes fed-up. The introduction should not be too long. It should not be like George Bernard Shaw where the book consists of only a hundred pages and the introduction is two hundred pages. Who waits for the book then? An introduction is an introduction; it makes things easy.
Ketertarikan anak muda adalah pada sex, bukan cinta. Cinta adalah sebuah alasan, Cinta adalah sebuah kesopanan, Cinta adalah sebuah tradisi, tapi keinginan yang sebenarnya dari anak muda adalah sex. Cinta adalah seperti gula yang kita gunakan untuk membungkus pil yang pahit, itulah ketertarikan anak muda. Cinta sejati mereka adalah sex.
The young man’s interest is sex, is not love. Love is an excuse, love is politeness, love is culture,sophistication, but his real interest is sex. Love is like sugar that we coat on bitter pills – that’s how the young man is interested. His real love is sex.

Bukanlah suatu kebetulan anak-anak muda diseluruh dunia telah menyebut sex dengan “bercinta” (making love). Itu lah cinta mereka. Kedalamannya mereka tidak tahu. Anak-anak muda memang tetap dangkal.

It is not incidental that the young people all over the world have started calling sex ’making love’. That’s what their love is. Depth they cannot know. The young man is bound to remain shallow
Sex itu dangkal, begitu juga dengan anak-anak muda. Anak-anak muda tidak dapat memiliki kedalaman, dan anak-anak muda tidak dapat memiliki pemahaman yang kalem. Anak-anak muda itu gelisah, masa muda adalah masa yang mengairahkan (menggemparkan). Bagus!! Saya tidak mengatakan itu salah. Ini menciptakan kemungkinan untuk bertumbuh. Engkau harus melewati banyak pengalaman, manis dan pahit. Engkau harus melewati banyak tahap kegelisahan, kenikmatan, kehebohan; hanya dengan begitu satu moment akan datang ketika engkau mulai mengerti. Pengalaman-pengalaman itu menyiapkanmu, pengalaman-pengalaman itu membersihkanmu. Engkau harus melewati api masa muda untuk menjadi emas murni di masa tua. Orang yang benar-benar tua adalah bijaksana, ia memiliki cahaya di dalam dirinya. Ia telah menjalani hidupnya, ia telah matang. Ia tahu apa itu kehidupan; ia tahu kegembiraannya; kesedihannya, naik dan turunnya, ia tahu nerakanya kehidupan dan surganya kehidupan. Ia telah melihat semuanya. Dengan melihat semuanya, pemahaman yang luar biasa, kasih saying dan cinta tumbuh di dalam dirinya.

Sex is shallow, so a young man is shallow. Youth cannot have depth, and youth cannot have calm understanding. Youth is feverish, it is a tumultuous time. Good! I’m not saying it is wrong: it creates the possibility to grow. You have to pass through many experiences, sweet and bitter. You have to pass through many stages of feverishness, of ecstasy, of excitement; only then a moment comes when you start understanding. Those experiences prepare you, they cleanse you. You have to pass through the fire of youth to become the pure gold of old age. A really old man is wise, he has some light in him. He has lived his life, he has become ripe. He knows what life is: he knows its joys, its sorrows, its ups and downs, he knows its hells and its heavens. He has seen all. Seeing all, a great understanding has arisen in him, and a compassion and a love.

Diambil dari: The Wisdom of the Sands (Ceramah tentang Sufi) Volume 1, Chapter 5. The Oasis Exist in Your Awareness

Meniti jalan ke dalam diri

 
 
Kehidupan kita selama ini sangat tidak berarti, sangat tidak bermakna. Terombang-ambing antara suka dan duka, antara panas dan dingin, antara benar dan tidak benar. Puaskah kita dengan kehidupan seperti ini?
“Unless you know yourself exactly, you will not be able to know what is real and what is projection. You will not be able to know others also. Self knowledge becomes the door of all knowledge." –-Osho
---Kecuali anda tahu diri anda secara persis, anda tidak akan dapat mengetahui apa yang nyata dan apa yang proyeksi. Anda tidak akan bisa mengenal yang lain-lain juga. Pengetahuan diri menjadi pintu semua pengetahuan.

“Saat ini, manusia, termasuk saya, terpaku pada teknologi dan penjelajahan luar angkasa. Komputer yang lebih cepat dan pesawat luar angkasa di planet-planet yang jauh memang menambah pengetahuan manusia, tetapi hanya pengetahuan mengenai segala sesuatu yang fana.

Sebaliknya, eksplorasi terhadap diri yang belum dikenali secara ilmiah, sangat jauh lebih penting dari pada eksplorasi terhadap angkasa luar. Tujuan akhir manusia, adalah melampaui yang fana dan mencapai kesadaran akan Kesatuan dari segalanya, baik yang tampak maupun yang tidak nampak.

Hanya ketika kita menyadari sifat kita yang sebenarnya, dan pikiran individu menjadi tak terbatas, kita dapat berpuas diri. Pencerahan ini adalah kebebasan yang pertama dan terakhir. Kita akhirnya mengidentifikasikan diri dengan Ilahi. Pengetahuan semata tidaklah cukup. Pengalaman langsung adalah penting untuk mencapai Kesadaran. Inilah pembebasan.” ---Kris Haahs, Ph.D. (adalah seorang insinyur teknik elektro dan instruktur yoga yang menetap di Amerika)

“Setiap orang yang sedang meniti jalan kedalam diri pada suatu ketika akan menemukan bahwa “Kebenaran” Itu Satu Ada-Nya. Dan bahwa jalan menuju Kebenaran bukanlah jalan raya. Jalan menuju Kebenaran, Jati Diri, Kesadaran---apa pun nama yang anda berikan kepada Yang Satu Itu---merupakan jalan pribadi. Sempit---begitu sempit, sehingga anda harus melewatinya seorang diri. Anda tidak bisa bergandengan tangan dengan siapapun.

Permukaan permata memang memiliki banyak sisi, dan setiap sisi menambah keindahannya. Para saintis, para ilmuwan melihat permukaan yang indah itu. Mereka terpesona. Setiap sisi melahirkan satu cabang ilmu. Dan setiap cabang ilmu diminati oleh sekian banyak orang. Sebaliknya, seorang Mistik, seorang Yogi, seorang Sufi memasuki “inti” permata itu sendiri dan menemukan “Yang Satu Itu”. ---Anand Krishna

Trust In Allah



Beradalah bersama tubuhmu. Keluar dari pikiranmu dan masuk ke dalam indra-indramu. Itulah satu-satunya jalan menjadi religius. Ini akan terlihat bertentangan, paradox, tapi biarlah saya mengatakan ini; satu-satunya jalan menjadi religious adalah dengan berada di dunia, dan benar-benar ada di dalam dunia ini- karena Tuhan bersembunyi di dalam dunia. Tidak ada “dunia yang lain”. Dunia yang lain adalah bagian terdalam dari dunia ini, ia tidak terpisah dari dunia ini.

Be in your body. Get out of your mind and get into your senses: that is the only way to be religious. It will look paradoxical, but let me say it: the only way to be religious is to be in the world, and deeply in the world – because God is hidden in the world. There is no ’other world’. The other world is the deepest core of this world, it is not separate from it.

Saya menentang semua praktek penyiksaan diri (asketik). Dan dimasa yang akan datang praktek-praktek menyiksa diri akan dirawat di rumah sakit jiwa. Dan dari seratus orang yang engkau sebut sebagai manusia suci, Sembilan puluh Sembilan orang diantaranya adalah orang sakit jiwa, tapi karena engkau percaya engkau tidak dapat melihat apa yang terjadi. Sekali engkau percaya pada suatu hal, kepercayaan itu akan membuat kejadian (fenomena).

I’m against all ascetic practices. And in the future ascetics will be treated in mad-asylums, psychiatric hospitals. And out of a hundred of your so-called saints, ninety-nine have been neurotic, but because you believed you could not see what was really happening. Once you believe in a certain thing the belief creates the phenomenon.

Jika engkau membuang semua kepercayaan (believe) dan engkau mulai melihat dengan kejernihan, engkau akan terkejut: Umat manusia menderita bukan karena orang-orang yang tidak religious, umat manusia menderita di tangan orang-orang yang disebut religious. Penderitaan terbesar umat manusia muncul dari dipisahkannya tubuh dan jiwa. Umat manusia telah menjadi sakit mental karena orang-orang suci mu itu, karena gereja-gerejamu itu (Institusi-institusi agama), dan kitab suci-kitab sucimu itu. Dan saya tidak mengatakan bahwa tidak pernah ada orang-orang yang benar-benar suci, mereka pernah ada: Jesus atau Diogenes, Buddha dan Krisha, Zarathustra dan Lao Tzu- orang-orang ini mencintai kehidupan. Dan Tradisi yang mengatakan sesuatu yang lain adalah diciptakan oleh orang-orang yang sakit jiwa.

If you drop all kinds of beliefs and you start looking with clarity, you will be surprised: man has not suffered through irreligious people, man has suffered in the hands of the so-called religious. Man’s greatest misery has come out of the split between body and soul. Man has become schizophrenic because of your saints, your churches, your scriptures. And I’m not saying that there have never been real saints; there have been: Jesus or Diogenes, Buddha and Krishna, Zarathustra and Lao Tzu – these people loved life. And the tradition that says something else is created by the pathological.

Sekarang orang-orang Kristen mengatakan Jesus tidak pernah tertawa: Ini benar-benar omong kosong. Omong kosong ini adalah yang dipaksakan orang-orang Kristen kepada Jesus. Mereka telah menggambarkan Jesus sebagai seorang yang sedih, bermuka masam. Jesus yang di dalam gereja adalah Jesus yang palsu. Gereja-gereja telah menciptakan Jesus yang tiruan yang menurut mereka sendiri. Jesus yang sebenarnya, Jesus yang asli, adalah manusia yang penuh canda tawa, manusia yang penuh perayaan. Kenyataannya, tidak bisa sebaliknya.

Now Christians say Jesus never laughed: this is utter nonsense. This nonsense is imposed by the Christians on Jesus. They have painted Jesus as a sad, long face. The Jesus in the churches is a false Jesus. The churches have created an artificial Jesus of their own. The real Jesus, the authentic Jesus, was a man of laughter, a man of celebration. In fact, it can’t be otherwise.

Pesanku kepadamu adalah: Nikmati kehidupan sepenuh mungkin dan engkau akan semakin dekat dan dekat dengan keillahian, engkau akan semakin dekat dengan rumah (pencerahan).

My message to you is: enjoy life as totally as possible and you will be coming closer and closer to the Divine, you will be coming closer to home.

Diambil dari: The Wisdom of the Sands (Ceramah tentang Sufi), Volume 1 Chapter 2; Trust in Allah.

Do'a seorang Gembala

Ketika Musa sedang berjalan, ia mendengar seorang penggembala sedang berdoa sambil meratap:


“Oh Tuhan di manakah gerangan Engkau, karena aku ingin melayani-Mu dan menjahitkan sepatu-Mu, dan menyisirkan rambut-Mu. Aku ingin mencucikan baju-Mu, membunuh kutu kepala-Mu dan membawakan susu untuk-Mu, oh duhai Maha Terpuji.”

Mendengar kata-kata yang dianggap bodoh tersebut, Musa membentak, “Kepada siapa kamu berbicara? Betapa kata-kata itu tidak bermakna; memalukan dan liar! Sumbat mulutmu dengan kapas! Tuhan yang Maha Agung tidak memerlukan pelayanan seperti itu.”

Sang penggembala menjadi amat kecewa dan sedih, dan ia merobek bajunya sambil pergi ke arah yang tidak menentu.

Kemudian datang wahyu Tuhan kepada Musa.

“Kamu telah memisahkan hamba-Ku dari Aku…Aku telah anugerahkan kepada setiap manusia cara berdoa masing-masing; Aku telah berikan cara khusus kepada masing-masing untuk menunjukkan cinta. Bahasa yang digunakan oleh orang Hindustan adalah sangat indah bagi pemeluk Hindu, begitu pula bahasa Sindhu yang amat indah bagi pemeluk Sindhu.

Aku tidak melihat pada ucapan lidah, tetapi Aku melihat ke dalam sanubari dan perasaan terdalam hati manusia. Aku melihat ke dalam hati manusia untuk melihat apakah ada kerendahhatian, walaupun ucapannya tidak menunjukkan demikian. Cukuplah sudah segala macam ungkapan dan metafora! Aku menginginkan hati yang membara dengan api cinta, hati yang membara! “